Investasi Saham atau Reksadana? Kenali Perbedaannya

Gambar hanya ilustrasi. Sumber: Bisniz.id

Zaman sekarang, kaum milenial lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya melalui pasar modal. Namun yang menjadi permasalahannya, mau berinvestasi di dunia pasar modal tapi bingung mau pilih investasi saham atau reksadana? Ketahui perbedaannya berikut ini.

Kita mulai dari apa itu saham dan apa saja jenis, keuntungan, dan resikonya.

Pengertian Saham

Saham adalah surat berharga yang berupa tanda bukti kepemilikan suatu perusahaan. Apabila kita membeli saham pada salah satu emiten perusahaan berarti kita turut menjadi bagian pemilik dari perusahaan tersebut. Saham merupakan salah satu surat berharga populer dan banyak diminati oleh kalangan investor dikarenakan dapat memberikan tingkat keuntungan yang besar. Saham juga dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha sebagai pihak tertentu dalam suatu perusahaan. Dengan menyertakan modal maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan dan asset perusahaan.

Jenis-Jenis Saham

Jenis-jenis saham dibedakan menjadi dua kategori, yaitu saham biasa dan saham preferen.

Saham biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah jenis saham yang kemampuan kalimnya menyesuaikan dengan hasil keuntungan atau kerugian dari perusahaan yang bersangkutan. Pada jenis saham ini, pemilik memiliki kewajiban yang cukup terbatas. Walaupun begitu, saham ini menjadi saham yang paling sering dipilih dan ditransaksikan oleh para investor. Kelebihan dari jenis saham ini adalah jika terjadi resiko terburuk misalnya perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

Saham preferen (Preffered Stock)

Saham preferen adalah jenis saham yang prinsipnya layaknya obligasi yang bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Secara umum, karakteristik saham preferen sama halnya dengan saham biasa yang bisa mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen. Pemegang saham ini juga bisa melakukan klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

Keuntungan investasi saham

Dengan berinvestasi saham, kita akan mendapatkan keuntungan diantaranya:

1. Mendapatkan dividen

Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi perusahaan dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Capital gain

Capital Gain adalah keuntungan ketika investor menjual saham dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya. Saham merupakan aset yang likuid, jadi mudah untuk diperjualbelikan (via Bursa).

Resiko Investasi Saham

Di samping mendapatkan keuntungan, terdapat beberapa resiko yang dihadapi ketika berinvestasi saham diantaranya:

1.   Tidak Mendapatkan Dividen

Umumnya perusahaan membagi dividen ketika perusahaan menunjukkan kinerja yang baik. Namun ketika perusahaan mengalami penurunan kinerja atau merugi maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen.

2. Capital Loss

Capital Loss merupakan kebalikan Capital Gain. Hal ini terjadi jika kita menjual saham yang kita miliki lebih rendah dari harga beli.

3. Resiko Likuidasi

Jika Emiten bangkrut atau dilikuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban Emiten dibayarkan. Kemungkinan terburuknya adalah jika tidak lagi aktiva yang tersisa, maka pemegang saham tidak akan memperoleh apa-apa.

3. Saham didelist dari BEI

Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya dari Bursa (delisting) sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan (menjadi tidak likuid).

 Setelah mengetahui definisi, jenis, keuntungan, dan resiko dari saham, sekarang kita beralih ke reksadana. Di sini juga sama akan dibahas mengenai definisi, jenis, keuntungan, dan resiko dari reksadana.

Pengertian Reksadana

Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut.

Kekayaan reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi tersebut disimpan pada Bank Kustodian yang tidak terafiliasi dengan Manajer Investasi, di mana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administrasi.

Jenis-jenis Reksadana

Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat, yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)

Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksadana jenis ini cocok untuk tujuan jangka pendek, yaitu 1 tahun.

Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.

Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Resikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Investasi ini bisa digunakan untuk tujuan jangka menengah, 1-3 sekitar tahun.

Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Resikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.

3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)

Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi. Jangka waktu yang sesuai adalah 3-5 tahun.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Resiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.

4. Reksadana Saham (Equity Fund)

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas atau saham. Reksadana ini sesuai untuk investasi jangka panjang, setidaknya sepanjang 5 tahun.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Resikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

5. Reksadana Syariah

Hampir sama dengan investasi reksadana konvensional, reksadana syariah dialokasikan pada instrumen-instrumen yang menjalankan prinsip-prinsip syariah. Sehingga, bagi para muslim yang tidak setuju dengan sistem bunga, pilihan ini bisa jadi solusinya.

Keuntungan Investasi Reksadana

1. Investasi Terjangkau

Investasi reksadana adalah investasi kolektif yang memungkinkan seorang investor dapat memulainya dengan modal terjangkau sehingga cocok bagi investor pemula. Bahkan, aplikasi penyedia layanan investasi juga menawarkan pembelian produk ini mulai dari 10 ribu, seperti aplikasi tanamduit. Jadi, kita tidak perlu menunggu masa tua dan berpenghasilan fantastis untuk berinvestasi.

2. Dana Dikelola oleh Manajer Investasi Profesional

Salah satu keuntungan yang paling menarik bagi pemula dari investasi reksadana adalah kita tidak perlu pusing untuk banyak menganalisis satu per satu produk investasi seperti deposito, saham, dan obligasi. Hal ini karena Manajer Investasi (MI) profesional akan mengelola dana dan membuat keputusan berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang sangat mendalam. Jadi, kita tidak perlu mengkhawatirkan alokasi dana untuk berbagai instrumen karena (MI) yang akan mengoptimalkan dana kelola tersebut.

3. Aman dan terdaftar di bawah pengawasan OJK

Reksadana adalah produk investasi legal, selama perusahaan pengelola reksadana memiliki izin dan mendapatkan pengawasan dari OJK sebagai perusahaan Manajer Investasi. Untuk itu, dana investor aman dari praktek ilegal. Jadi, imbal hasilmu menjadi lebih optimal dan terhindar dari penipuan.

5. Hasil Investasi Bukan Objek Pajak

Reksadana ini bukan merupakan objek pajak. Oleh karena itu, kita dapat memperoleh imbal hasil yang lebih optimal karena dapat mencairkan atau menjual lagi dengan mudah tanpa terbebani oleh pajak.

Resiko Investasi Reksadana

Resiko reksadana termasuk rendah jika dibanding instrumen investasi lain seperti saham. Resiko tersebut antara lain:

1.     Penurunan Nilai

Penurunan nilai adalah resiko yang perlu diwaspadai sebelum berinvestasi menggunakan reksadana. Penurunan nilai disebabkan oleh adanya perubahan harga aset di dalamnya.

Contohnya adalah ketika harga saham pada reksadana turun, maka hal tersebut akan berimbas pula terhadap Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP).

2.      Likuiditas

Resiko likuiditas rupanya berkaitan dengan pencairan reksadana. Hal berikut dapat terjadi ketika manajer investasi terlambat menyediakan dana bagi investor melakukan pembayaran pencairan atau redemption.

Di mana menurut peraturan yang berlaku, pembayaran dana dalam hal ini harus dilakukan oleh manajer investasi maksimal 7 hari kerja tidak termasuk hari libur.

3.      Wanprestasi

Resiko ini terjadi apabila manajer investasi tidak mampu membayar kupon dan uang pokok yang telah diinvestasikan karena mengalami kerugian investasi.

4.      Ekonomi dan Politik

Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia juga akan mempengaruhi dunia investasi, termasuk reksadana. Jika kondisinya tidak kondusif, bisa jadi nilai keuntungan akan mengalami penurunan. Sebaliknya, bila kondisinya baik, maka keuntungan yang didapatkan juga dapat meningkat.

5.      Pertanggungan Harta

Resiko ini dapat terjadi apabila terjadi pencurian data pada bank kustodian. Namun, umumnya bank dan perusahaan investasi telah memberikan asuransi terhadap aset yang dimiliki sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Itulah perbedaan antara saham dan reksadana. Bagaimana nih, mau investasi di saham atau reksadana? Perlu diketahui bahwa berinvestasi ada keuntungan juga ada resiko yang ditimbulkan, baik di investasi saham maupun reksadana. Ingin memilih investasi saham atau reksadana itu semua tergantung pada keputusan masing-masing individu.
Next Post Previous Post